Posted by Unknown
on
20.02
Buta Namun Hafal Al-Qur'an...
Memiliki
mata dan dapat melihat merupakan suatu anugerah dan nikmat yang indah. Namun,
dengan kesempurnaan pengelihatan apa yang telah kita lakukan sebagai umat
manusia yang berserah diri kepada Tuhan?
Kisah
mengharukan datang dari Mesir, dimana terdapat seorang remaja laki-laki bernama
Muadz Al Hafiz yang tidak dapat melihat sejak kecil tetapi mampu menghafal 30
juz Alquran.
Muadz, yang
kini telah berusia 13 tahun menuturkan bahwa ia telah belajar menghafal Alquran
sejak masih berusia 6 tahun, dan ketika menginjak usia 11 tahun ia telah mampu
menghafal 30 juz Alquran.
Muadz ketika
diwawancarai Syaikh Fadh Al Kandari (youtube.com)
Sewaktu
masih belajar menghafal Alquran dengan gurunya atau yang biasa disebut syaikh,
Muadz awalnya hanya datang satu kali dalam seminggu. Namun ia memohon kepada
syaikh agar diberi waktu tambahan.
Akhirnya
Muadz belajar kepada syaikh 3 kali dalam seminggu dan setiap kali datang ia
hanya diperkenankan untuk menghafal satu ayat saja. Semangat dalam diri
Muadz memang sangat luar biasa.
Hari-hari
ketika ia belajar menghafal Alquran bersama dengan syaikh ia gunakan dengan
sangat baik. Bahkan Muadz rela tidak bermain bersama dengan teman-teman
sebayanya kala itu.
Tidak hanya
semangatnya yang tinggi untuk belajar dan menghafal Alquran. Muadz bahkan
memiliki hati yang sangat bersih dan pola pikir yang tak biasa untuk anak-anak
seusianya.
Kita mungkin
akan marah, kecewa, kesal dan sedih ketika harus ditakdirkan mengalami kebutaan
oleh Sang Pencipta, tetapi tidak dengan Muadz.
Muadz dengan
sangat bijak menuturkan bahwa ia tidak pernah meminta kepada Sang Pencipta
untuk bisa memulihkan pengelihatannya, Muadz hanya mengharapkan rahmat dan
ridho dari sang pemilik kehidupan ini.
Penuturan
Muadz menganai kebutaan yang diharapkan membawa keringanan perhitungan hari
kiamat (blogspot.com)
Muadz bahkan
berharap bahwa kebutaan yang ia alami akan meringankan perhitungan dosanya
ketika kiamat nanti, karena ia tidak akan melakukan dosa yang digunakan bersama
dengan matanya.
Muadz sama
sekali tidak merasa iri kepada teman-temannya dan orang lain yang dapat
melihat. Ia sungguh menikmati hidupnya tanpa pengelihatan yang ia harapkan
mampu membawanya menghuni surga terbaik milik Sang Kuasa.
(Anb)
Posting Komentar